Minggu, 10 November 2019

Rintihan Hot Ngentot Teman Istri Wanita Jilbab

Poker-seks cerita sek terbaru - Sebelumnya ada kisah Janda Muda Butuh Kenikmatan Saat Cerai Sama Suami Kini ada cerita seks yang bergambar Rintihan Hot Ngentot Teman Istri Wanita Jilbab. Selamat membaca dan menikmati sajian khusu bacaan dewasa dan terbaru

Kejadian ini sebenarnya tidak pernah kuduga sebelumnya, mengingat Mbak Riska adalah teman istriku, tidak menampakkan gejala-gelaja nakal sebelumnya. Apalagi mengingat dia sangat akrab dengan istriku. istriku pun kelihatanya percaya dan tidak mencurigai kalau aku berpergian dengan Mbak Riska. Lagian kalau niat mau selingkuh, masa Mbak Riska berani kerumahku? Apalagi mengingat Mbak Riska kelihatannya taat beribadah. Tiap hari mengenakan jilbab.

Rintihan Hot Ngentot Teman Istri Wanita Jilbab

Aku dan istriku sama-sama berwiraswasta, tapi lain bidang. Aku sering jadi mediator, begitu juga Mbak Riska. Sementara istriku membuka toko kebutuhan sehari-hari, jadi bisnisnya cukup menunggui toko saja. Dibelakang rumah, istriku punya bisnis lain, bertenak ribuan burung puyuh yang rajin bertelur setiap harinya.

Pada suatu pagi, waktunya aku baru mau mandi, dan istriku menghampiriku.
"Ada Mbak Riska, Mas."
"Oh, iya...kami sudah janjian mau ketemu pemilik tanah yang mau dijadikan perumahan itu,'sahutku.
"Suruh tunggu sebentar, aku mandi dulu," sambungku.

Kemudian istriku pergi kedepan. Sementara aku bergegas kekamar mandi. Seusai mandi dan berdandan, aku melangkah ke ruang tamu. Mbak Riska sedang ngobrol dengan istriku.

"Barusan istri Anto datang, Mas,'kata istriku waktu aku baru duduk disampingnya,
"Anto sakit, kakinya bengkak, asam uratnya kambuh lagi, jadi gak bisa kerja hari ini."
"Penyakit langganan," sahutku dengan senyum sinis.
 Dengan hati kesal, karena aku harus nyetir sendiri hari ini. Anto adalah nama sopiku.

"Acaranya hari ini nggak jauh kan?"tanya istriku,
"Sekali-sekali nyetir sendiri kan nggak apa-apa." sambung istriku.
"Iya...ada sopir atau nggak ada sopir, kegiatanku tidak akan terhambat," kataku, lalu melihat kearah     Mbak Riska yang saat itu mengenakan jilba dan kerudung
"Berangkat sekarang Mbak?"
"Baik pak," Mbak Riska memegang tali tas kecilnya yang tersimpan di pangkuannya. Dan tidak lama kemudian di dalam perjalanan Mbak Riska sudah duduk berada disampingku, didalam sedan yang kukemudikan sendiri.

Obrolan kami disepanjang perjalanan hanya menyangkut masalah bisnis yang ada kaitannya dengan Mbak Riska. Tidak ada yang menyimpang bahkan setelah tiba dilokasi, aku tidak berpikir yang aneh-aneh. bahkan aku jengkel ketika pemilik tanah itu tidak ada ditempat, harus dijemput dulu oleh keponakannya.

Namun kami duduk saja dan sambil menunggu didalam mobil yang pakir menghadap ke kebun tak terawa sehingga mirip hutan, yang rencananya akan dijadikan perumahan oleh kenalanku seorang deceloper. Dengan suasana yang sangat sunyi sekali. Entah kenapa, suasana sunyi itu membuatku tiba-tiba iseng memegang tangan Mbak Riska.

"Bisa-bisa dua jam kita menunggunya di sini, Mbak." kataku
"Iya Pak," sahutnya tanpa menepiskan genggamanku,
"Sabar saja pak, dalam bisnis memang suka ada ujiannya."ucapnya

Aku terdiam, tapi tida dengan tangaku. Aku tiba-tiba mulai nakal dan meremas tangan wanita 28 tahun itu, yang makin lama makin terasa makin hangat. Dia juga membalasnya dengan remasan. Apakah ini berarti, ah....pikiranku melayang tak menentu. Mungkin di mana-mana lelaki itu sama seperti aku. Dikasih sejengkal mau sedepa. Remas-remasan tangan tidak berlangsung lama. Kami yang bukan ABG lagi. Masa cukup dengan remas-remasan tangan?

Sesaat kemudian, lengan kiriku sudah melingkari lehernya. Tangan kananku mulai berusaha membuka jalan agar tangan kiriku bisa menyelusup kedalam bajunya yang sangat tertutup itu. Mbak Riska diam saja. Dan akhirnya aku berhasil menyentuh payudaranya. tapi dia menepiskan tanganku.

"Duduknya di belakang saja pak, di sini takut dilihat orang" ajakkannya
Dengan senangnya hatiku. Karena ucapannya itu mengisyaratkan bahwa dirinya jugamau!

"Kenapa mendadak jadi begini ya pak?" tanya Mbak Riska ketika kami sudah duduk di jok belakang, pada saat tangaku berhasil menyelinap ke baju panjangnya dan ke balik BH nya.

"Gak tau kenapa ya?" sahutku sambil tangan terus meremas payudaranya yang makin terasa kencang.
"Tapi Pak....uuuuhhhhh....kalau aku jadi horny bagaimana nih?" Mbak Riska hanya terpejam sambil meremas-remas lutuku yang masih berpakaian rapi dan lengkap.

"Kita lakukan saja, asal Mbak Riska tidak keberatan."

Namun tanganku makin berani menyelinap ke balik rok panjangnya, lalu menyelundup ke balik celana dalamnya. Tanganku sudah menyentuh bulu kemaluannya yang terasa lebat sekali. Kemudian menyeruak ke bibir kemaluannya, bahkan mulai menyelinap ce celah memeknya yang kini terasa sudah basah hangat.

"Masa di mobil?" protesnya,
"Kata orang mobil jangan dipakai gituan, bisa bikin sial..."
"Emank siapa yang mau ngajak begituan dimobil? Inikan perkenalan saja dulu" kataku pada saat jemariku mulai menyelusup ke dalam lubang memeknya Mbak Riska yang terasa hangat dan berlendir sudah dari tadi.

Mbak Riska itu memelukku eart-erat sambil berbisik,
"Duh Pak...aku jadi kepengen nih....kita cari penginapan aja yu. Bilangin saja sama orang disini kalau kita datangnya besok saja."
"Iya sayang, sekarang ini dirimu lebih penting daripada pemilik tahan itu"bisikku.
"Ya sudah dulu dong," Mbak Riska menarik tanganku yang sedang mempermaikan kemaluannya,
"Nanti kalau aku gak bisa nahan di sini kan berabe. Nanti saja di penginapan aku kaasih semuanya kok..."
Aku pun ketawa kecil. Lalu pindah duduk kebelakang setir lagi.

Tidak lama kemudian mobilku meluncur di jalan raya. Dengan mudah kudapatkan kamar hotel kecil di luar kota, sesuai dengan keinginan Mbak Riska, karena kalau di dalam kota takut kepergok oleh orang-orang yang kami kenal. Soalnya aku punya istri, Mbak Riska pun punya suami.

Hotel itu cuma hotel yang sederhana. Tapi lumyan, kamar mandinya pakai shower air panas. tidak pakai AC, karena udaranya cukup dingin. Mbak Riska kini sedang berada didalam kamar mandi, mungkin sedang cuci-cuci dulu, sementara aku sudah tidak sabaran menunggunya.

Ketika Mbak Riska keluar dari kamar mandi, aku  terpana dibuatnya. Rambutnya yang tidak ditutupi, tampak tergerai, panjang lebat dan ikal. jujur ia tampak jauh lebih seksi saat rambutnya digerai. Rok bawahnya tidak dikenakan lagi, sehingga pahanya yang putih mulus itu tampak jelas dimataku.

Lalu aku langsung bangkit dan menyambutnya dengan pelukan hangat,
"Mbak Riska cantik....Eeeemmmuuuaaahhhh...." kataku diakhiri dengan kecupan hangat dipipinya.

Ia memegang pergelangan tanganku sambil tersenyum manis. Segera kuraih pinggangnya sampai berada di atas temapt tidur yang lumyan bersih dan besar.

Lalu kamipun berciuman di atas tempat tidur, Berkali-kali Mbak riska memagut bibirku. Dengan tangan kanan aku menyingkap bajunya. Rupannya tidak ada apa-apa lagi dibalik bajunya selain tubuh Mbak Riska yang begitu mulus dan putih. Payudaranya tidak sebesar payudara istriku tapi tampak lebih indah diamatku, seperti payudara gadis belasan tahun. Pandanganku melayang ke bawah perutnya, tampak memaluannya yang berbulu tebal.

Akupun mulai beraksi. Langsung kujilat dari lehernya yang hangat, sementara tanganku sedang asik mengelus-elus jembut yang lebat itu. Mbak riska tidak tinggal diam juga, mulai melepaskan kancing kemejaku satu persatu, lalu menanggalkan kemejaku. Untuk mempermudah, akupun menanggalkan celana panjang dan celana dalamku. Seketika batang kontolku seakan meloncat mencari pasangannya.

Mbak Riska hingga melotot lihat batang kontolku yang sudah dari tadi tegak dengan gagahnya.

"Iiiihhhh......punya bapak kok panjang dan gede gitu.....si ibu pasti selalu puas ya..."desisnya.
"Laaahhh...Emank punya suami Mbak seperti apa?" tanyaku.
"Jauh lebih pendek dan kecil," bisik Mbak Riska sambil merangkulku dengan erat, seperti gemas.

Setelah puas mengemut puting susu Mbak Riska, bibirku mulai nakal dan perlahan turun ke arah perutmya, menjilat pusarnya, lalu turun lah sampai ke bawah perutnya.

"Pak jangan ke situ...."Mbak Riska berusaha menarik dan menahan kepalaku agar niak lagi keatas.
Aku tidak menhiraukannnya, ku sibak bulu memeknya dan mengangakan bibirnya dan mulai lidahku menarai di memeknya.
"Aduh...pak....ini diapain? Aaahhh....kok enak sekal pak....."Mbak riska mulai menceracau tdak menentu.

Lebih-lebih dengan lihai langsung menjilati klitorisnya dan menghisap-hisap
"oooohhh....pak.....aku sudah mau keluar nih...." Celotehnya membuatku buru-buru mengarahkan kontolku ke vaginanya yang sudah basah ludah dan lendir. "Bleesssssss....."sekali kutekan kontolku langsung terbenam dilubang memek Mbak Riska..

"Aduuhhhh...sudah masuk Pak....oohhhhh..."Mbak Riska menyambutku dengan pelukan erat, bahkan sambil menciumin bibirku sambil menggerak-gerakkan bokongnya,
"Aku gak bisa nahan lagi....hampir mau keluar pak......tadi sih terlalu dienakkin...aaahhhh..."

Akuoun merasa tubuh munggil Mbak Riska itu mengejang dan mengelojot seperti sekarat. Rupannya dia sudah orgasme, kini kontolku terasa kalau memeknya berkedut-kedut, lalu jadi becek air maninya.

"Barusan kan orgasme pertama," bisiku yang mulai gencar mengayun batang kontolku, maju mundur di dalam celah memeknya Mbak Riska.

Beberapa menit kemudian wanita itu merem melek lagi, bahkan makin gencar menggoyang pinggulnya, sehingga kontolku serasa dibesot-besot oleh liang surgawi Mbak Riska. Aku tahu bahwa goyangan itu bukan sekedar ingin memberikan kepuasan untukku, tapi juga mencari kepuasan untuknya sendiri. Karena gesekkan kontolku dengan liang memeknya jadi semakin keras, kelentitnya pun berkali-kali terkena gesekan  kontolku.

"Aduh...Pak... enak sekali....aku bisa ketagihan nanti pak.." bisikannya dengan nafas tersengal-sengal.
"Aku juga bisa ketagihan, memekmu enak sekali sayang....benar-benar enak sekali sahutku setengah bebrbisik ditelinganya, sambil merasakan enaknya gesekkan dinding liang memeknya.

Dalam tempo singkat saja keringatku mulai bercucuran. Mbak Riska tampak sangat menikmati enjotan batang kontolku. Sepasang kakinya diangkat dan ditekuk, lalu melingkari pinggangku, sementara rangekan-rengekannya tiada henti terlontar dari mulut munggilnya.

"oohhh...aaaahhhhhh....adu pak.....enak sekali pak.....aku mau keluar lagi nih pak.."
"Kita barengin keluarnya yuk..."bisikku sambil mempergencar enjotan batang kontolku.
"Iya pak...biar nikmat..."sahutnya sambil mempergencar pula ayunan pinggulnya, meliuk-liuk cepat dan membuat batang kontolku seperti dipelitir oleh dinding liang memek wanita yang sudah licin dan hangat itu.

Tidak lama kemudian, kuremas-remas buah dadan wanita itu, mataku terpejam, napasku tertahan, batang kontolku membenam sedalam-dalamnya, lalu kami seperti orang kesurupan, sama-sama berkelojotan d puncak kenikmatan. "Crotttt...Crooott..Croootttt..." Air maniku terasa menyemprot-nyemprot di dalam memeknya Mbak Riska yang terasa berkedut-kedut, lalu kami sama-sama terkapar dengan keringatan bercucuran.

"Ini yang pertama kali hidupku digauli oleh lelaki yang bukan suami aku..."kata Mbak Riska sambil membiarkan batang kontolku tetap menancap didalam memeknya.
"Sama...aku juga baru ini sekali merasakan bersetubuh dengan wanita yang bukan istriku. Terimakasih sayang....mulai saat ini Mbak Riska jadi istri rahasiaku..."jawabku dengan ciuman hangat di bibirnya.
"Dan bapak jadi suami kedua aku..."sambungnya.

"Tadi kok enak banget ya pak?" tanya Mbak Riska dengan wajah yang kepuasan.
"Mungkin kalau dengan pasangan kita sendiri sudah biasa, jadi nggak ada yang aneh lagi. Tapi barusan ditembak kedalamnya nggak apa-apa?"
"Nggak apa-apa kan ikut KB sejak kelahiran anak kedua...." sahut dengan senyuman manisnya.
"Asyik dong, jadi aman..."jawabku sambil tersenyum.
"Aku pasti bakalan ketagihan pak....soalnya punya bapak gede dan panjang gitu....."

Kata-kata Mbak Riska itu membuat nafsuku bangkit dan batang kontolku yang masih terbenam di dalam memeknya, terasa mengeras lagi. Maka langsung kucoba mengerak-gerakkanny. ternyata memang sudah beridir ngeras dan "bertempur" lagi.

Batang kontolku sudah mulai mondar mandir lagi didalam liang memek Mbak Riska yang sudah banyak cairan air mani sehingga aku bisa mengennjotnya dengan leluasa. Lalu aku mengulingkan diri ke bawah, dengan aktidnya Mbak Riska action dari atas tubuhku. Setengah duduk ia menaik turunkan pinggulnya, sehingga aku cukup beridam diri, hanya sesekali mengerakka batang kontolku ke atsa, supaya bisa masuk sedalam-dalamnya mungkin.

Dengan posisiku berada dibawah, membuatku leluasa meremas payudara Mbak Riska. Sesekali ku remas juga pantatnya yang montok dan padat itu, membuat Mbak Riska mendapat kenikmatan lebih. Kontolku menyundul-nyudul dasar memeknya, membuatnya cepat orgasme. Hanya beberapa menit ia sudah bisa bertahan dengan posisi ini. Tak lama kemudian ia memeluk leherku kuat-kuat, lalu terdengar desahan nikmatnya.
"Aaaaahhhhh.....aku keluar lagi pak....."Mbak Riska ambruk di dalam dekapanku.

Tapi aku seolah tdak peduli bahwa Mbak Riska sudah orgasme lagi. Beberapa saat kemudian untuk memulihkan vitalitasnya kembali. Tak perlu vitalitas. Yang jelas batang kontolku sedang enak-enaknya mengenjot memek teman bisnisku ini. Lalu aku menggulingkan badannya sambil kepeluk erat-erat, tanpa mencabut batang kontolku dari dalam memeknya yang sudah orgasme kesekian kalinya.

Mbak Riska hanya memejamkan matanya waktu aku mulai mengenjotnya lagi dengan posisi dia di bawah aku diatas. Lalu beberapa saat kemudian ia mulai aktif lagi. Mendekapku erat-erat sambil menggoyang-goyang pinggulnya. Akupun semakin ganas mengenjotnya. Tapi ia tidak mau kalah ganas. Gerakkan pantatnya makin lama dominan. Membuatku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa.

"Oooohhhhh...enak banget pak....aku sudah mulai mau keluar lagi...kita barengan lagi pak...." bisikannya setelah batang kontolku cukup lama mengenjot liang memeknya.
Aku setuju. Ku genjot kontolku dengan kecepatan tinggi, sampai akhirnya kami sama-sama berkelojotan lagi saling berpeluk, saling lumat dan akhirnya air maniku menyemprot deras di memeknya, diikutu dengan desahan Mbak Riska mencapai orgasmenya. Dan kami pun terkapa di atas ranjang.

Setelah usai bertarung di atas ranjang dalam kenikmatan kami terbenah diri untuk segera pulang.
"Kita kok bisa tiba-tiba begini ya?" cetus Mbak Riska waktu sudah mengenakan pakaiannya lagi.
"Iya...dari rumah gak ada rencana...tapi tadi mendadak ada keinginan...untungnyalah Mbak Riska tidak menolak...terimakasih ya sayang," sahutku sambil memeluk tubhnya dan mengecup mesra bibirnya.

"Kita harus berterimakasih kepada pemilik tanah itu, gara-gara dia gak ada ditempat, kita jadi ada acara berduaan mendadak begini,"kata Mbak Riska perlahan sambil tersenyum dan memeluk pingganku.
Aku mengangguk dengan senyum. Sementara hariku berkata,"Juga gara-gara sopirku gak masuk, aku jadi punya kisah menarik dan seperti ini. Kalau ada dia, aku tentu takkan sebebas ini?"

Lalu kami pulang ke rumah masing-masing, dengan perasaan baru. Bahkan malamnya, ketika istriku tertidur pulas, aku masih sempat chattingan dengan Mbak Riska.
Salah satu Chattingan berbunyi."Puas banget...punya aku sampe terasa seperti jebol...punya bapak kegedean sih....kapan kita ketemu lagi?"
"Kujawab singkat," Kapanpun Mbak Riska mau aku tetap siap...?

Satu kisah indah telah tercatat di dalam kehidupanku. Yang tak mungkin kulupakan. Tamat

Terimakasih telah membaca : Rintihan Hot Ngentot Teman Istri Wanita Jilbab 
by poker-seks.blogspot.com - Cerita Mesum, Cerita Panas, Cerita Dewasa, Cerita Seks, cerita Seks indonesia, Pengalaman Seks, Cerita Seks Hot, Cerita Porno, Porno Indonesia, Cerita Seks Seru, Cerita Ngentot, Cerita Panas ABG, Cerita Anak Sekolah, Cerita Panas Bersama Pacar 

  • Kisah ngento cewek SMA jilbab
  • Cerita seks cewek jilbab full hawa nafsu
  • Cerita mesum dengan pacar berjilbab
  • Cerita dewasa nafsu cewek perawan SMA
  • Cerita ml pacarku masih polos
 Lahanpoker

0 komentar:

Posting Komentar